Download Karya Tulis, Makalah, Laporan, Karya Tulis Ilmiah, KTI, Skripsi

Download Makalah Akuntansi Laporan Keuangan

Ditulis oleh: Download Contoh Karya Tulis -

Pasang Iklan Murah
Iklan hanya 25.000 perbulan di banyak blog, kunjungi lansung ke KBL. Dijamin murah meriah!

Iklan Khusus Produk
Tingkatkan Penjualan dengan iklan terjangkau. Filibilitas dan impresi produk anda akan segera meningkat, mau?

Backlink murah
Cuma 20.000 dapat backlink berkualitas. Khusus blogger lokal yang ingin maju, segera gabung!

Ads by: Blogger Lampung
Download Makalah Akuntansi Laporan Keuangan - Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. 

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
BAB I
PENDAHULUAN

Laporan Keuangan
Sistem atau proses akuntansi akan menghasikan laporan keuangan. Laporan ini terdiri dari:
1.      Daftar neraca yang mengambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tangggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta utang dan modal pada tanggal tertentu.
2.      Perhitungan laba rugi yang mengambarkan jumlah hasil, biaya/laba rugi perusahaan pada suatu perode tertentu. Laba rugi mengambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan umtuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya
3.       Laporan dan penggunaan sumber dana. Disini dimuat sumber dana dan
pengeluaran perusahaan selama suatu periode. Dana biasa diartikan kas dan bisa juga modal kerja.
4.       Laporan arus kas. Laporan ini merupaka ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan.
Dalam makalah ini Penulis mencoba untuk menjelaskan secara jelas tentang Laporan Keuangan dalam bab selanjutnya.
 
BAB I
PEMBAHASAN

A.    Konsep, Prinsip dan Pengguna Laporan Keuangan
a.       Konsep Dan Prinsip Laporan Keuangan

Konsep dan prinsip itu adalah sebagai berikut:
1.      Accunting Entity ( Entitas )
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu atau lembaga tertentu yang akan dilaporkan, bukan lembaga lainnya.
2.       Going concern (kontinuitas operasi)
Dalam penyusunan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang. Jika perusahaan dianggap tidak mampu inelanjutkan usahannya harus diungkapkan akuntan.
3.      Measurement (pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban. Akuntansi harus mengukur hasil transaksi, ukuran yang dipakai dalam unit moneter.
4.      Time period (periode waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau peride tertentu. Laporan harus memiliki batas waktu yang jelas.
5.      Monetery unit (unit moneter)
Pengukuran setiap transaksi adalah bentuk nilai atau unit uang.
6.      Acrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan berdasarkan kejadiannya tanpa melihat apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan atau belum.
7.      Exchange price (harga pertukaran)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada harga pertukaran pada saat terjadinya transaksi.
8.      Apromination ( penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan dari penaksiran-penaksiran. Sepeti taksiran-taksiran umur, taksiran harga, pemilihan prinsip yang digunakan dan sebagainya.
9.      Judgement (pertimbangan)
Dalam penyusunan laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian, baik pertimbangan memilih altematif prinsip maupun pemilihan cara penyajian dalam laporan keuangan.
10.  General purpose (bertujuan umum)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.
11.  Interrated statement (laporan yang sangat terkait)
Neraca, daftar laba rugi, dan laporan sumber dan penggunaan kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan. Angka dari neraca laba/rugi saling terkait.
12.  Subtance over form
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti legalnya atau formalnya.
13.  Materially (materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dinggap penting. Setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinnya secara umum.
Indikator materialitasnya adalah dikaitkan dengan dampaknnya terhadap laporankeuangan.
B.     Pengguna Laporan Keuangan
1.      Pemilik perusahaan
Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan keuangan dimaksudkan untuk:
a.       Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.
b.       Mengetahui hasil deviden yang akan diterima
c.       Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya
d.      Mengetahui nilai sahan dan laba perlembar saham
e.       Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang
f.       Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi.
2.      Manajemen perusahaan
Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan ini digunakan untuk:
a.       Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik
b.      Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu.
c.       Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan devisi,
d.      Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggungjawab.
e.       Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru.
f.       Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan , AD (Anggaran Dasar), Pasar Modal , dan lembaga regulator lainnya.
3.      Investor
Bagi investor laporan dimaksudkan untuk :
a.       Menilai konisi keuangan dan hasil usaha peusahaan
b.      Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.
c.       Menilai kemungkinan menanamkan investasi ( menarik investsi ) dari
d.      Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.
4.      Kreditur atau Banker
Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:
a.       Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahann baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b.      Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.
c.       Melihat dan memprediksi prospek keuantungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.
d.      Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertinbangan keputusan kredit.
e.       Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang akan disepakati.
5.      Pemerintah dan regulator.
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a.       Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang hams dibayar.
b.      Sebagai dasar dalain penetapan-penetapan kebijaksanaan bam.
c.       Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.
d.      Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.
e.       Bagi tembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan data dan statistk.
6.      Analisa, Akademis, Pusat data bisnis
7.      Para analis, akademis dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisa, ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.
C.    Analisa Laporan Keuangan
1.      Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan laporan keungan menurut Sofyan (1983) adalah sebagai berikut:
1.      Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2.      Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahannya.
3.      Forcasting
Analisa dimaksudkan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
4.       Dignosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkman adanya masalah-masalah yang akan terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan, atau masalah lain dalam perusahaan.
5.      Evaluation
Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Disamping tujuan tersebut di atas analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.
D.    Teknik Analisa Laporan Keuangan
Teknik analisa laporan keuangan dapat digunakan dengan berbagai metode antara lain:
1.      Metode koperatif
2.      Analiasa trend
3.      Laporan keuangan bentuk common size
4.      Metode index time series
5.      Analisa ratio
6.      Teknik analisa lain seperti:
a) Analisa Sumber dan Penggunaan Dana

b) Analisa Break Even
c) Analisa Gross Profit
d) Dupont Analysis
7.      Model Analisa

a) Brankruptcy Model
b) Net Cash Flow Prediction Model
c) Take Over Prediction Model

Profitabilitas
A.    Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba operasi dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan pada suatu periode.
B.     Macam-Macam Rasio Profltabilitas
Menurut Munawir (1999, hal 29) rasio ini meliputi:
a)      Return on Investment
Analisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk rasio ini adalah net operating profit rate of return atau operating profit rate of return atau operating earning power. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:
a)        Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi)
b)        Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau assets turnover, baik masing-masing atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk memperbesar ROI. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar profit.
b)      Rasio Operating Income dengan Operating Assets
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari.
Rasio ini sangat berguna membandingkan antara dua perusahaan atau lebih yang memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda, karena dengan demikian akan diketahui earning power atau Retum on Investment ( ROI) dari perusahaan yang bersangkutan atau dari periode ke periode lainnya.
Ratio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
a.       Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
b.      Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
c.       Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.
d.      Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
Menurut (Sofyan,1999, hal.304) Beberapa jenis rasio Profitabilitas antara lain:
1.      Margin Laba (profit margin) = Pendapatan bersih / Penjualan
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh setiap penjualan. Semakin besar ratio ini senakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2.      Assets turn over (Return on assets) = Penjualan bersih / Total aktiva
Ratio ini mengambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
3.      Return on Invesment (Return on Equity) = Laba bersih / Rata-rata modal (Equity) Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.
4.      Return on total Assets = Laba bersih / Rata rata total Assets
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
5.      Basic Earning Power = Laba sebelum buanga dan pajak / Total aktiva
Rasio ini menunjukkan kemampuan peusahaan memperoleh laba bila diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva, semakin besar semakin baik.
6.      Earning per share = Laba baeian sahan bersangkutan / Jumlah Saham
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham menghasilkan laba.
7.      Contribution Margin = Laba kotor / Penjualan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Sedangkan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return on total Assets).
c)      Identifikasi Variabel-Variabel Pembentuk ROA
A.    Laba
Laba merupakan selisih lebih dari penghasilan yang diterima perusahaan pada suaru periode atau lebiah besar penghasilan dari pada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
B.     Assets (Harta, Aktiva)
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan tidak lancar.
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya: sehingga penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid sarnpai dengan aktiva yang paling tidak likuid.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:
1.      Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya (misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau tujuan-tujuan lain) tidak dapat dimasukkan dalam pos kas. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
2.      Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities); adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan operasi.
Syarat utama agar dapat dimasukkan dalam investasi jangka pendek adalah bahwa investasi itu harus bersifat marketable, artinya setiap perusahaan membutuhkan uang, investasi itu dapat segera dijual dengan harga yang pasti. Yang termasuk dalam investasi jangka pendek adalah:
a.       deposito di bank dan
b.      surat-surat berharga yang berwujud saham, obligasi dan surat hipotek, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang mudah diperjul-behkan. Investasi jangka pendek ini disajikan dalam neraca sebesar harga perolehannya atau harga pasar mana yang lebih rendah.
3.      Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang. Karena wesel pembuatannya diatur dengan undang-undang, maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya; dan Piutang Wesel (Notes Receivable) ini dapat diperjual-belikan atau didiskontokannya Piutang Wesel tersebut timbulah contingent liability, yaitu hutang yang mungkin akan terjadi di masa mendatang pada saat jatuh tempo wesel yang bersangkutan.
4.      Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau
langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain, misahiya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan saham secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Piutang-piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus dijanjikan dalam neraca secara informatif.
piutang dagang atau iutang lain-lain biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya, yaitu nilai nominal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang (taksiran piutang tak tertagih).
5.      Persediaan; untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan
adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan manufakturing (yang memproduksi barang) maka persediaan yang dimiliki meliputi:
a.       Persediaan bahan mentah
b.      Persediaan barang dalam proses
c.       Persediaan barang jadi
6.      Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, adalah
penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah
memberikan jasa/prestasinya, tetapi belum diterima pembayarannya
sehingga merupakan tagihan.
7.      Persekot/biaya dibayar dimuka, adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa/prestasinya dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa/prestasi pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah:
1.      Investasi jangka panjang.
Bagi perusahaan yang cukup besar arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya. Investasi jangka panjang ini berupa:
a.       Saham dari perusahaan lain
b.      Obligasi atau pinjaman kepada perusahaan lain
c.       Aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan ataupun dalam bentuk dana-dana yang sudah mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan investasi atau penanaman ini pada umumnya adalah:
a.       Untuk dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijakan atau kegiatan perusahaan lain.
b.      Untuk memperoleh pendapatan secara terus-menerus
c.       Untuk membentuk suatu dana untuk tujuan-tujuan tertentu.
2.      Ativa tetap
Ativa tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya tampak yang digunakan dalam operasi yang tidak akan habis dalam satu periode kegiatan. Yang dimaukan dalam kelompok aktiva tetap adalah:
a)      Tanah
b)      Bangunan
c)      Mesin
d)     Inventaris
e)      Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya
3.      Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan, seperti: Hak cipta, Merek dagang, Biaya pendirian, Lisesnsi, Goodwill dan sebagainnya.
4.      Beban yang ditangguhkan
Beban yang ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode berikutnya. Seperti: biaya pemasaran, diskonto oblogasi, biaya pembukaan perusahann biaya penelitian dan sebagainya.
5.      Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian dan lain sebagainya.
Leverage
A.    Pengertian Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas.
B.     Macam-macam Rasio Leverage
Menurut Sofyan (1999, hal 306) Rasio ini dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain:
1.      Leverage = (Hutang / Mod)al x 100%
2.      Capital Adequacy Ratio (CAR) (Rasio Kecukupan Modal)
Rasio ini menunjukan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada di bawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi. Rasio ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya.
3.      Capital Information Rasio ini mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan (khususnya usaha Bank) sehingga dapat bertahan tanpa merusak Capital Adequacy Ratio. Rumusnya adalah:
Laba Bersih Dividen Yang Dibayar / Rata-rata Modal Pemilik
Semakin besar rasio ini semakin kuat posisi modal. Sedangkan yang akan digunakan dalam penelitian ini rasio Hutang dengan Modal.
C.    Identifikasi Variabel-variabel Pembentuk Leverage
a.       Hutang (kewajiban)
Hutang adalah kewajiban ekonomis dan suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi. Hutang dapat dibagi menjadi hutang lancar dan hutang jangka panjang.
1.      Hutang lancar, adalah kewajiban keuangan yang pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Hutang lancar meliputi:
a.       Hutang dagang
b.      Hutang wesel
c.       Hutang pajak
d.      Biaya yang masih hams dibayar
e.       Hutang jangka panjang yang segera akan jatuh tempo dan
f.       Penghasilan diterima dimuka
2.      Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan untuk jangka panjang atau lebih dari satu satu tahun, yang meliputi:
a.       Hutang obligasi
b.      Hutang Hipotik
c.       Pinjaman jangka panjang
b.      Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba ditahan. Sedangkan Menurut Sofyan (1999, Hal. 110) Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi kewajibannya. Modal suatu perusahaan bisa modal perseorangan untuk perusahaan perseorangan dan modal saham bila perseroan terbatas (PT).
c.       Skala Usaha
Skala usaha merupakan jumlah seluruh aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Menurut Irawan (1997, hal.95) yang mengunakan kata skala operasi untuk skala usaha menyebutkan bahwa skala oparasi perusahaan terdiri dari 3 hal:
1.      Plant atau Establishment
Tempat dimana barang-barang itu diproduksi atau didistribusikan atau disediakan jasa-jasa, itu merupakan plant, atau establisment. Disitu terdapat mesin-mesin, alat-alat dan juga para pekerja untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa.
Estabilismen dapat berupa bengkel, gudang atau kantor. Sebuah establismen bisa melakukan berbagai kegiatan proses manufacturing atau distribusi, jadi plant atau establishment itu bersrti pabrik atau toko.
2.      Firm
Establismen ini diawasi dan diatur oleh Firm. Sebuah Firm merupakan suatu unit pemilikan, pengawasan dan pengelolaan. Firm itu biasanya mempunyai tanah dimana Plant atau Establishment terletak. Dengan kata lain sebuah Firm adalah suatu unit yang memiliki mengawasi dan mengelola Plant atau beberapa Plant.
3.      Industri
Industri adalah keseluruhan/kumpulan dari firm yang memiliki dan mengelola Plant yang menghasilkan barang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Alfred dan Douglas, Teori Ekonomi (Permintaan dan Pengendalian), Edisi Kesatu. Penerbit Ghalia Indonesia, 1979.
Sumarni, Murti dan Soeprihanto Jhon, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi kelima, Penerbit Liberti, Yogyakarta, 1987.
Angipora, Menus P., Dasar-dasar Pamasaran, Edisi Kesatu. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.
Agnes Utari Widyaningdyah ,, Jurnal Akuntansi & Keuangan, November Vol. 3 No. 2.2001

Akuntansi”, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Agustus Vol. 3 No. 2.